Halo teman-teman, apa kabar?
Hari ini gue mau ngomong soal seks bebas.
Coba kita bayangkan kalau kita tinggal di sebuah dunia tanpa televisi atau media elektronik. Lalu bayangkan juga kita bertumbuh dalam sebuah keluarga, lingkungan dan sekolah. Terus, kita ketemu cewek atau cowok yang kita suka. Kemudian, kamu semakin dekat dengan dia dan selanjutnya pacaran sama dia.
Ditahap pacaran ini, kita ngobrol bareng, makan bareng dan jalan bareng. Hubungan kalian berjalan baik hingga akhirnya memutuskan untuk menikah dan membangun keluarga. Kalau kita membayangkan dalam kerangka kisah tadi, sepertinya jarang sekali terjadi seks bebas, bukan?
Lalu, kenapa zaman sekarang ada banyak sekali diangkat issue soal “seks bebas”? Jawabannya adalah media sekuler!
Saya bekerja di sebuah perusahaan media dan salah satu angka paling penting yang perlu kita dapatkan adalah berapa banyak orang yang membaca sebuah artikel. Dan artikel tentang seks bebas rupanya selalu mendapatkan banyak “pageviews” – meskipun kualitas artikelnya tidak bagus. Film-film Hollywood juga senang sekali menunjukkan adegan “free sex”. Sering sekali kita lihat di film-film itu, ada cowok sama cewek baru ketemu terus malamnya atau dalam salah satu ‘scene’ sudah langsung berhubungan seks. Bahkan berdasarkan research, adegan seks bebas bisa menaikkan rating sebuah pemutaran hiburan. Mereka menyebutnya sebagai “add sex and stir”, tambahkan konten seks dan mulai aduk-aduklah situasinya supaya lebih menarik.
Banyak dari antara kita yang sering mengkonsumsi media sekular tanpa ‘filter‘ apapun. Mereka bukanlah orang yang tidak beragama, tapi kita yang mengaku beragama pun juga sering mengkonsumsi konten media tanpa ‘filter‘. Apalagi anak remaja yang masih bertumbuh, yang selalu penasaran dan mau mencoba ha-hal yang baru. Dan biasanya anak-anak remaja seperti itu, jarang mendiskusikan hal-hal tersebut dengan orang tua mereka. Alasannya bisa karena malu atau merasa taboo atau risih untuk ngobrol soal seks. Akibatnya mereka minim informasi yang baik dan yang benar soal seks, dan jadilah banyak anak remaja yang melakukan gaya hidup “sex bebas”.
To be continue…
By. Albert Suryadi dari Sydney, Australia
Comments