Father Richard Huston adalah imam favorit gue, waktu masih di Paroki Good Shepherd, San Diego, California. Beliau wafat bulan Mei 2017 lalu di usia 90 tahun. Yang menarik beliau ditahbiskan menjadi imam pada usia lanjut, yaitu 69 tahun, setelah isterinya meninggal dunia.
Father Richard sangat mencintai Sakramen Ekaristi. Tiap kali perayaan Ekaristi di hari minggu, gue melihat banyak umat yang tersentuh hanya dengan mendengarkan beliau menyanyikan Doa Syukur Agung. Dalam obituari (tulisan tentang kematian seseorang) nya, ada seseorang yang memberikan kesaksian bahwa dia menjadi katolik hanya karena mendengarkan Father Richard menyanyikan Doa Syukur Agung. Gue sendiri tiap kali mendengarkan nyanyian beliau bisa meneteskan airmata karena merasakan kobaran kasih Yesus sendiri saat memecah-mecahkan roti ( diri-Nya) dan membagikannya pada kita, para murid-Nya. Gue bisa membayangkan bagaimana Yesus benar-benar memberikan diri tanpa ada yang ditahan-tahan dan ditutup-tutupi. Itulah bukti cinta lewat pemberian diri-Nya!
Gue pernah menulis kalimat ini ke isteri gue saat anniversary perkawinan, “I am a better man because you make me want to be a better man” (Aku menjadi lelaki yang lebih baik karena kamu membuatku ingin menjadi lelaki yang lebih baik). Gua berharap dalam perjalanan rohani gua, Tuhan berkenan terus menumbuhkan kehausan yang sama. Gua pengen jadi manusia yang lebih baik, berdiri menang bersama Tuhan atas luka-luka, dosa-dosa, kegetiran-kegetiran masa lalu. Lebih dalam dari sekadar ambisi, keahlian, dan talenta. Saat gue mencintai dan melayani, biarlah cinta dan pelayanan gue tidak dibatasi oleh akal budi, pengalaman dan talenta saja. Gue rindu melakukannya karena Tuhan, seperti Tubuh Kristus yang diberikan dan dibagi-bagikan dalam Ekaristi.
Kontributor: Indra Setiadi
Paroki: Santa Maria Perawan Ratu, Kebayoran Baru
Editor: Lidwina Sisilia
コメント