top of page

Beauty to Rescue

Sosok the real men dalam kisah ini ditampilkan dalam diri pemuda Daniel yang memilih melawan arus saat itu dan juga Yesus yang terus dipojokkan untuk turut setuju menghancurkan perempuan itu. Artinya kesejatian seorang lelaki ditentukan dari sikap, tutur kata dan perilakunya. Apakah seorang lelaki bersikap mengambil atau menghancurkan hati, harga diri dan harkat martabat seorang perempuan atau sebaliknya memberi kehidupan, melindungi dan menjaga harkat martabat seorang perempuan meskipun nyawa adalah resikonya. Lelaki sejati juga ditunjukkan lewat hikmatnya dalam membawa seorang perempuan keluar dari bahaya. Hikmat tersebut ditunjukkan oleh Daniel yang berhasil membongkar konspirasi tua-tua keladi tadi dan melepaskan Susana dari kematian.  Hikmat itu juga tampak lewat perkataan Yesus yang pada akhirnya mampu membuat the  crippled men mundur teratur sehingga perempuan itu terlepas dari ancaman hukum rajam. Perempuan berdosa itu menerima second change untuk melanjutkan hidupnya.

Sosok perempuan dalam dua kisah ini menunjukkan bahwa perempuan yang menjaga harkat martabatnya sendiri, meskipun begitu sulit pada akhirnya akan dibela dan dilindungi oleh Allah. “Maka berserulah Susana dengan suara nyaring: ‘Allah yang kekal yang mengetahui apa yang tersembunyi dan yang mengenal sesuatu sebelum terjadi, Engkau pun tahu pula bahwa mereka itu memberikan kesaksian palsu terhadap aku. Sungguh, aku mati meskipun tidak kulakukan sesuatupun dari apa yang mereka bohongi aku.’ Maka Tuhan mendengarkan suaranya”.

Namun sebaliknya juga, sekali pun seorang perempuan telah kehilangan harkat martabatnya, bahkan karena perbuatan dosa, Allah yang Maha Rahim akan selalu mampu memulihkan dan memberinya kesempatan yang kedua. Dia menerima second chance untuk menata hidupnya kembali dengan baik: “Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: ‘Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?”  Jawabnya: ‘Tidak ada, Tuhan.’ Lalu kata Yesus: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” Perempuan itu dibebaskan dari hukuman sekaligus dosanya dan memperoleh kehidupannya kembali.  Hidup perempuan ini tentu tak akan pernah sama lagi karena seorang lelaki sejati telah menunjukkan wujud dari cinta yang murni, cinta yang membebaskan.

Dua kisah di atas memberi kita inspirasi bahwa keindahan dan kecantikan itu perlu diselamatkan, dijaga dan dilindungi. Mengapa? Karena “beauty” adalah gambaran dan citra Allah sendiri. Hal ini bisa dilihat dalam inner beauty maupun appearance yang ditampilkan oleh sosok perempuan. Dalam kisah perempuan yang kedapatan berzinah itu ditampilkan bagaimana Allah dalam sosok seorang lelaki, yaitu Yesus, menyelamatkan perempuan dari kehancuran dan kematian sehingga dia memperoleh kesempatan kembali untuk memulai langkah-langkah baru. Harapannya adalah dia mampu bergerak membuat pilihan-pilihan yang baik, sehat, dan bijaksana. Ke depan perempuan ini diharapkan mau mengejar kecantikan dan keindahan batin. Jiwa dan pola pikir perempuan ini kemudian hari membantu banyak orang untuk melihat keindahan Allah lewat perkataan dan perilakunya. Sebagaimana disampaikan oleh Papa Fransiskus dalam katekesenya: “Man and woman are image and likeness of God! This tells us that not only man in himself is the image of God, not only woman in herself is the image of God, but also man and woman, as a couple, are the image of God. The difference between man and woman is not for opposition, or for subordination, but for communion and creation, always in the image and likeness of God. – Lelaki dan perempuan adalah gambar dan rupa Allah! Ini memberitahu kita bahwa tidak hanya lelaki dalam dirinya sendiri sebagai gambar Allah, dan bukan cuma perempuan dalam dirinya adalah gambar Allah, tetapi juga lelaki dan perempuan, sebagai pasangan, adalah gambaran Allah. Perbedaan antara lelaki dan perempuan bukanlah suatu oposisi, atau untuk sub-ordinasi, melainkan untuk persatuan dan penciptaan, selalu dalam gambar dan rupa Allah.” (Vatikan City, 15 April 2015)

by. Yurika Agustina, faculty TOBIT

0 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page